Jumat, 10 Juli 2015

LOW COST STRATEGY untuk SEGMEN MIDDLE - LOW

Selama puluhan tahun pelanggan di Indonesia pada umumnya terbelenggu oleh PARADIGMA kalau ingin BERKUALITAS BAIK MAKA HARUS MEMBAYAR MAHAL, dan jika pelanggan membeli PRODUK BERHARGA MURAH jangan berharap AKAN BERKUALITAS BAIK .

Mungkin sampai hari inipun sebagian besar pelanggan di Indonesia masih memegang teguh paradigma tersebut dalam keputusan membeli produk atau layanan untuk memenuhi kebutuhannya, baik yang bersifat primer maupun sekunder.

Dibukanya KRAN IMPOR secara besar-besaran ke Indonesia akibat GLOBALISASI yang akhirnya  di dominasi oleh Produk CINA telah meruntuhkan anggapan tersebut , yang selama ini terbenam di isi kepala pelanggan Indonesia “ BERKUALITAS BAIK HARUS MAHAL”, karena sudah sangat banyak produk CINA yang menawarkan hal  hal baru untuk pelanggan di Indonesia yakni ,BERKUALITAS BAIK dan BERHARGA MURAH.

Kehadiran produk ini awalnya mendapatkan cemoohan dari banyak Pelanggan, namun lama kelamaan produk tersebut menjadi produk yang mayoritas digunakan oleh pelanggan di Indonesia sebut saja dalam dunia telekomunikasi ada NEXIAN, HUAWAI, ZTE yang membandrol harga jualnya di bawah angka 1 juta, dan hal ini meruntuhkan dominasi NOKIA yang membandrol harga selalu diatas 1 juta.

Munculnya PRODUK MURAH  tapi BERKUALITAS BAIK bukanlah tanpa di latar belakangi  pengetahuan dan teknologi, apa kata CK. PRAHALAD (professor Columbia University) tentang LOW COST COMPANY dalam bukunya“The fortune at the bottom of the pyramid, eradicating poverty through profits” mengatakan bahwa:  Ekonomi yang adil berbasis pengetahuan dan pertumbuhan ekonomi akan di dorong oleh konsep dan strategi industry yang memberi kesempatan kepada masyarakat berpenghasilan menengah bawah selaku produsen dan konsumen potensial, karena JUMLAHNYA SANGAT BESAR  (68% dari total penduduk dunia).

Oleh Karenanya para industrialis, pebisnis maupun ekonomis Cina mengAMINI  hal tsb dengan memproduksi barang atau jasa SEBAIK-BAIKNYA dan SEMURAH-MURAHNYA untuk kebutuhan dalam negerinya yang mayoritas berpenghasilan menengah -bawah, selain itu juga di ekspor kenegara lain tidak terkecuali Indonesia.

Bangsa China telah memberi pembelajaran Global tentang Perusahaan dengan keunggulan BIAYA RENDAH berbasis INOVASI PROSES yang telah melahirkan banyak produk yang memiliki kualitas yang sangat baik, setara atau melebihi produk-produk Negara barat tapi tetap BERHARGA MURAH.

Semua ini terjadi karena PERUSAHAAN CHINA melakukan INOVASI PROSES yang bersifat TERBUKA dan TANPA BATAS pada fungs-fungsi riset dan pengembangan, proses operasional dan produksi, proses layanan dan lainnya, yang mana hal ini tidak pernah dilakukan oleh perusahaan-perusahaan barat.

Salah satu contoh INOVASI PROSES yang menghasilkan HARGA MURAH sebetulnya juga telah ditunjukan lebih dulu oleh Perusahaan Jepang: TOYOTA yang membangun model TOYOTA PRODUCTION SYSTEM (TPS) dimana hal ini merupakan INOVASI PROSES pada lini OPERASI dan PRODUKSI dan hasilnya membuat semua produk perusahaan tersebut BERHARGA TERJANGKAU tetapi tetap dengan KUALITAS yang HANDAL.

Hasil survey majalah SWA pada edisi beberapa waktu yang lalu untuk pertanyaan yang sangat mendasar yakni: Bagaimana solusi CEO secara strategic dalam menghadapi daya beli konsumen yang akan menurun pada periode mendatang, akibat krisis ekonomi global. Atas pertanyaan ini terdapat dua jawaban yang sangat menonjol dengan angka jawaban diatas 50% dari para CEO yaitu: 70,59% menjawab mencari pasar baru dan 52,94% menyediakan produk dengan harga terjangkau.

Mencari pelanggan baru, berarti perusahaan harus membuka hubungan dengan calon pelanggan atau konsumen baru untuk memperoleh peluang baru, hal ini menuntut perusahaan harus mampu berkreasi dan menciptakan nilai-nilai baru yang memiliki nilai manfaat lebih dari produk dan jasa yang ditawarkan kepada pelanggan.

Dengan harga terjangkau, berarti perusahaan harus melakukan INOVASI PROSES yang bersifat terbuka dan tanpa batas diperusahan, baik di fungsi operasi, produksi, layanan untuk menurunkan BIAYA agar     PRODUK akhirnya terjangkau oleh daya beli pelanggan.

Prof CK. PRAHALAD mengingatkan kembali di majalah ECONOMIST  yang mengatakan bahwa jika perusahaan ingin tetap eksis ditengah persaingan ketat dalam krisis ekonomi global hanya dengan satu jalan yakni : “membuat produk berkualitas baik dan menjual dengan harga terjangkau”.

Untuk merealisasikan itu semua melalui INOVASI PROSES internal, Perusahaan harus memiliki PETA PROSES , PETA OPERASIONAL DAN PROSES BISNIS yang terintegrasi baik internal maupun eksternal dengan pemasoknya.

Tentunya hal ini perlu didukung pula oleh kemauan dan kesungguhan pemangku kepentingan dalam sebuah keterikatan formal untuk penyempurnaan dan perbaikan proses serta aktivitas perusahaan secara terus menerus sebagai bagian dari kerja inovasi proses.

Semua ini agar perusahaan dapat BERDAYA SAING secara berkelanjutan sehingga perusahaan mampu memposisikan sebagai LOW COST COMPANY  yang sudah menjadi KEINGINAN UTAMA  PELANGGAN saat ini di pasar MIDDLE – LOW.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar