Jumat, 10 Juli 2015

BISNIS : bukan bicara LABA semata

RICHARD JOUST LINO, Direktur Utama PT Pelindo II pernah mengungkapkan dalam Rapatnya dengan Jajaran Kementerian BUMN seebelum dilantik menjadi Direktur Utama. Belia mengungkapkan jika sukses perusahaan  ada­lah besaran profit, semua pemimpin perusahaan akan berfokus pada tujuan jangka pendek untuk me­nangguk untung sebesar-besarnya. Me­reka akan cenderung menunda investasi. Akibatnya, kondisi semua pelabuhan jelek, dengan profesionalitas pengelola yang rendah.

Kapal-kapal kerap harus antre berhari-­hari sebelum bisa bersandar dan melaku­kan bongkar-muat di dermaga. Biaya trans­portasi pun bengkak. "Kapal-kapal di Indo­nesia lebih lama bersandar daripada berla­yar. Itu dosa besar bagi semua orang yang ada di situ," Lino menjelaskan. "Kapal itu seperti taksi. Kalau tidak berlayar, ia tak mendapat uang. Dan konyolnya, untuk bersandar di pelabuhan, mereka harus ba­yar."

Dari paparan diatas kita akhirnya memahami Dalam prakteknya BISNIS tidak hanya dikaitkan dengan laba semata, karena jika semua orang berfikir demikian maka yang terjadi adalah semua pelaku bisnis akan berpikir jangka pendek dan menghindari INVESTASI jangka panjang yang akan berpengaruh terhadap keberlanjutan perusahaan.

Investasi yang dimaksud adalah tidak semata pembangunan fisik, namun juga investasi dalam penyiapan SDM yang kompeten bagi keberlanjutan perusahaan dimasa depan.
Oleh karenanya, agar pelaku bisnis dapat berfikir jangka panjang bagi perusahaannya ada baiknya memahami CAUSE EFECT dari pencapaian tujuan bisnis yang dijalankannya.

Dalam BALANCED SCORECARD, Michael porter sang penciptanya mengungkapkan adanya HUBUNGAN SEBAB AKIBAT antara pencapaian kinerja Keuangan dengan upaya perusahaan memperoleh pelanggan loyal dan pertumbuhan pelanggan baru, proses internal dalam menciptakan Produk unggulan dan factor pertumbuhan perusahaan baik dari sisi Kompetensi SDM, Iklim organisasi dan Pendayagunaan teknologi.

Bisnis apapun yang dijalankan tentunya focus akhirnya adalah tercapainya perusahaan yang tumbuh dan berkembang. Hal ini hanya bisa tercapai jika perusahaan mampu menciptakan pendapatan yang tinggi dan melakukan upaya efisien biaya yang tidak berbasis pada cost cutting tapi improvement dalam proses bisnis internal perusahaan agar proses internalnya berjalan secara efektif dan efisen dalam menciptakan PRODUK UNGGULAN perusahaan, di banyak perusahaan jepang hal ini terkait upaya untuk terciptanya ZERO DIFFECT (bekerja tanpa kesalahan).

Pendapatan yang tinggi hanya akan diperoleh jika perusahaan mampu memberikan VALUE sesuai kebutuhan pelanggannya, baik dari sisi kualitas produk, pelayanan, harga yang terjangkau dan delivery sesuai dengan yang dijanjikan.

Tentunya produk yang digemari oleh pelanggan disini merupakan hasil kerja dari SDM yang berkualitas dengan dukungan iklim organisasi yang kondusif dan pendayagunaan teknologi dalam proses bisnisnya.

dari penjelasan diatas kita dapat mengambil pelajaran bahwa KEUANGAN dalam bisnis hanya sebagai sebuah akibat dari adanya sebab musabab yang saling berkaitan. SDM yang berkualitas akan melahirkan produk yang berkualitas, produk yang berkualitas akan diminati oleh calon pelanggan untuk membeli dan dari proses pembelian ini perusahaan akan memperoleh pendapatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar