Jumat, 10 Juli 2015

BERDANSA dalam 5 ANCAMAN BISNIS

Michael porter dalam bukunya competitive advantage mengingatkan tentang FIVE FORCES COMPANY yang akan selalu dihadapi oleh setiap perusahaan, baik perusahaan manufaktur, trading, service, dan lainnya. FIVE FORCES COMPANY atau 5 ancaman perusahaan yang dimaksud porter adalah ancaman yang berasal dari Pelanggan, Competitor, Karyawan, Regulasi dan ancaman yang datang dari Supplier.

ANCAMAN DARI PELANGGAN, saat ini sangat dirasakan oleh industry telekomunikasi khususnya pengguna seluler, dimana pelanggan di industry ini dikenal sebagai CURN CUSTOMER, artinya customer yang sangat mudah berpindah dari perusahaan seluler satu ke perusahaan seluler lainnya karena KEMUDAHAN pelanggan untuk memperoleh nomor seluler di MALL hingga PENJUAL KAKI LIMA, hal ini bertolak belakang dengan masa lalu dimana orang sangat sulit untuk mendapatkan nomor rumah yang harus ngantri sampe satu tahun.

ANCAMAN DARI COMPETITOR, saat ini sangat dirasakan oleh industry maskapai penerbangan, dimana hadirnya banyak maskapai baru seperti LION, AIR ASIA, SRIWIJAYA sedikitnya “MENGGANGU” GARUDA sehingga untuk menghadapinya sampai harus menciptakan CITY LINK untuk HEAD TO HEAD dengan pendatang baru tersebut.

ANCAMAN DARI KARYAWAN, dirasakan oleh industry manufaktur yang tersebar di wilayah JABABEKA, TANGERANG, dll, dimana dengan adanya serikat pekerja di setiap industry tersebut meningkatkan tuntutan karyawan dalam hal UMR, asuransi kesehatan, bonus  dan yang lainnya.

ANCAMAN DARI REGULASI,  dirasakan oleh angkasa pura sebagai pengelola Bandar udara di Indonesia, dimana NAVIGASI yang sebelumnya dikelola oleh perusahaan tersebut, saat ini dialihkan pengelolaannya kepada lembaga baru yang dibentuk pemerintah khusus menangani navigasi di setiap bandara, dan ancaman regulasi berikutnya akan muncul dari regulasi adalah kemungkinan PEMDA akan membangun bandara sendiri dan hal ini memberikan opsi yang lebih banyak kepada maskapai penerbangan untuk tempat landingnya.

ANCAMAN DARI SUPLIER, hal ini dihadapi oleh IPHONE, dimana Samsung yang sebelumnya adalah menjadi supplier untuk produk IPHONE, pada akhirnya menyodok ke depan sebagai competitor IPHONE dengan mengusung produk SAMSUNG TAB, dimana produk ini SANGAT DIGEMARI oleh pelanggannya di Indonesia.

Melihat realitas yang dialami oleh banyak perusahaan diatas, bukan berarti hal tersebut tidak dapat dihadapi, persoalannya terkadang banyak perusahaan yang dalam situasi COMFORT ZONE tidak merasakan ancaman itu muncul, hal seperti ini sering terjadi pada perusahaan yang merasa nyaman karena berbisnis di pasar MONOPOLI. 

Berbeda dengan PERUSAHAAN yang hidup dalam FREE MARKET, relative lebih mampu mendeteksi adanya ancaman yang akan datang dan mampu menghadapi ancaman-ancaman diatas dengan melakukan banyak upaya pembenahan internal perusahaan agar lebih adaptif terhadap perubahan yang terjadi di eksternal perusahaan.

Perusahaan yang relative lebih mampu mendeteksi adanya ancaman, adalah perusahaan yang memiliki pengetahuan dan secara terus menerus terus BELAJAR untuk memenuhi keinginan pelanggan dalam membeli produk dari sisi QUALITY, COST and DELIVERY.

dari sisi QUALITY perusahaan akan terus melakukan INOVASI PRODUK/ LAYANAN nya agar tidak kehilangan pelanggannya. Hal ini dapat kita lihat dalam industry perbankan yang banyak melakukan IMPROVISASI DALAM PELAYANAN  kepada nasabahnya untuk layanan bertransaksi melalui ATM, GERAI ATM, ATM DRIVE THRUE, INTERNET BANKING, SMS BANKING dan yang terakhir E-MONEY yang sudah banyak dimanfaatkan oleh pelaku bisnis dalam bertransaksi.

Dari sisi COST perusahaan akan terus melakukan pembenahan internal perusahaan agar lebih bekerja secara efektif dan efisien dalam menghasilkan produk unggulannya. Efektif artinya bekerja tanpa kesalahan dan pengulangan dimana hal ini dengan sendirinya akan berdampak terhadap efisiensi biaya. Dengan tercapainya BIAYA RENDAH dalam membuat produk berbasis pada ZERO DIFFECT, hal ini akan berdampak terhadap TURUNNYA HARGA yang diberikan kepada pelanggan namun tetap dengan produk yang QUALITY, hal ini bisa kita lihat dalama industry otomotif dengan lahirnya CITY CAR dibawah harga 100 juta.

Dari sisi DELIVERY Perusahaan akan terus melakukan improvisasi proses bisnisnya agar dapat melayani pelanggannya dalam waktu yang lebih cepat. Hal ini dapat kita lihat dalam industry food, dimana MCD, KFC, PIZZA HUTS yang banyak beroperasi di kota-kota besar sangat menyadari halangan pelanggan untuk menuju ke outlate mereka, sehingga akhirnya mereka berinovasi di dalam hal ORDER dan DELIVERY ORDER, dimana order yang dipesan akan diantar kelokasi alamat pelanggan, atau contoh lain adalah PT. KAI yang BERINOVASI dalam hal MEMEBERI KEMUDAHAN calon pembeli tiket kereta melalui outlate INDOMART yang tersebar di kota-kota pulau jawa sebagai jalur terpadat kereta api.

Seperti hal nya air yang mengalir dari gunung ke laut melalui sungai, Ancaman yang disampaikan PORTER diatas tidak bisa kita hindari, namun hal tersebut bisa kita kelola dengan cara dihadapi dengan syarat Perusahaan harus focus pada pemenuhan keinginan pelanggan terhadap produk/ layanan yang diberikan baik dari sisi QUALITY, COST and DELIVERY.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar